“Ilmu Pengetahuan Adalah Matahari yang Menerangi Gelapnya Ketidaktahuan”
Kita mengetahui bahwasanya islam pada zaman ini berbeda dengan zaman “Golden age” islam pada kekhalifahan umayyah, abbasiyah, juga ottoman. Namun hal itu membuktikan bahwa islam mempunyai garis sejarah yang cemerlang. Pada zaman dinasiti abbasiyah kemajuan ilmu pengetahuan terjadi sangat pesat, pendidikan di jadikan titik fokus utama dalam membangun peradaban pada saat itu.
Peradaban Emas dapat diartikan sebagai puncak dari kemajuan seluruh aspek kehidupan manusia. Peradaban emas suatu bangsa terus hilir berganti hingga saat ini, tidak di pungkiri bahwa agama islam memiliki peradaban emas yang hampir berkuasa selama berabad-abad. Islam pada saat itu memimpin peradaban dunia dengan kemajuan yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan, sosial, seni budaya, ekonomi, filsafat, pengembangan teknologi, toleransi agama dan multukularisme, pengelolaan sumber daya alam, serta pemberdayaan sumber daya manusia yang ada.
Awal bagi semua kemajuan ini tak lepas dari peran pendidikan di dalamnya, pendidikan lah yang membangun peradaban emas agama islam. Khalifah Harun Ar-rasyid memulai kemajuan pendidikan dengan membangun pusat keilmuan dalam bentuk perpustakaan terbesar di dunia pada saat itu. Perpustakaan itu dinamakan House of Wisdom atau Rumah Kebijaksanaan. Perpustakaan ini menjadi pusat berkumpulnya ilmuwan-ilmuwan terkenal pada saat itu, Nama-nama besar tokoh pendidikan mengakaji segala ilmu pengetahuan di perpustakaan ini. Nama-nama seperti:
1.Ibnu Sina yang dianggap cendekiawan terbesar dalam sejarah kedokteran dan filsafat
2.Ar-Razi seorang ahli kimia dan dokter yang membuat kontribusi penting dalam bidang kedokteran dan farmatologi
3.Ibnu Khaldun seorang sejarawan, ahli ekonomi, dan seorang yang berbakat dalam bidang sosiologi
4.Al-Farabi sang ahli musik dan filsuf yang berperan dalam perkembagan ilmu politik dan etika
5.Al-Biruni seorang cendekiawan dalam bidang matematika, astronomi, ahli geografi dan sejarah.
6.Ibnu Rushd filsuf dan ahli hukum yang mengembangkan pemikiran filosofis seorang aristoteles dan juga mempengaruhi pemikiran barat.
7.Ibnu Al-Haytam fisikiawan dan matematikawan terkenal yang memiliki karya dalam bidang optika dan ilmu alam.
Nama-nama diatas adalah orang-orang yang memiliki kualitas, mampu memberikan keberdampakan bagi dinasti abbasiyah juga agama islam, bahkan pengaruh mereka masih sangat berdampak hingga zaman ini. orang non muslim pun bahkan menggunakan karya mereka demi berkembangnya ilmu pengetahuan.
Pada zaman itu para penuntut ilmu memiliki kepribadian juga mental yang berbeda dengan generasi muda pada saat ini. Penuntut ilmu pada zaman “Golden age” memiliki kepribadian atau sifat yang harus diteladani seperti keingintahuan yang tinggi, berinovasi dan kreatif, jiwa kepemimpina yang berintegritas, keterlibatan sosial yang berkelanjutan serta memberikan keberdampakkan, pemahaman multikuluturalisme, ketahanan mental, dan komitmen terhadap nilai-nilai ke-agamaan.
Berangkat dari sejarah emas islam yang telah di bangun oleh para ilmuwan dengan mengembangkan ilmu pengetahun, Generasi muda islam saat ini harus bisa meneladani para penuntut ilmu pada zaman dahulu, dengan zaman yang modern, informasi tak terbatas generasi muda seharusnya bisa lebih lagi mengembangkan ilmu pengetahun. Pencerdasan, pembebasan juga pemberdayaan adalah bentuk gerakan yang menjadi langkah awal membangun kembali peradanan emas islam atau risalah islam berkemajuan dapat terwujud di tanah air ini.