Dewasa ini, berbagai isu politik kian mencuat di segala ranah kehidupan sosial masyarakat kita. Tidak heran, karena memang tahun politik semakin di depan mata. Tahun politik – 2024 – yang di mana masyarakat diharuskan dan akan dihadapkan pada berbagai pilihan calon pemimpin negara kita: Indonesia.
Hal itu yang kita kenal dengan istilah pemilu. Kegiatan di mana masyarakat akan mengeluarkan hak suaranya dalam menentukan pemimpin Indonesia yang nantinya akan terpilih. Suara masyarakat menentukan seperti apa dan bagaimana karakter pemimpin yang nantinya akan terpilih secara mutlak. Dan dalam pemilu terkhusus pipres 2024 kali ini, ada tiga poros yang menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Salah satu pemimpin yang nantinya akan terpilih adalah hasil dari suara seluruh rakyat Indonesia.
Namun, di tengah maraknya isu politik dan di tengah posisi Indonesia yang sebentar lagi akan menghadapi tahun politik, sudahkah istilah yang kita kenal dengan “buta politik” hilang dalam diri setiap individu masyarakat Indonesia? Sudahkah masyarakat Indonesia hari ini “melek politik”?
Terlebih ingin penulis tekankan teruntuk kaum muda yang dalam pemilu nanti menjadi generasi yang mendominasi. Seperti yang dikatakan oleh Anggota KPU yang kita kenal dengan nama August Mellaz, ia menyampaikan bahwa pemilih pada pemilu 2024 berasal dari Generasi Z dan Milenial yaitu sebanyak 55% dari keseluruhan pemilih yang ada.
Berangkat daripada itu semua, penulis ingin secara khusus menekankan kepada kaum muda sebagai generasi yang akan mendominasi pemilu nanti, mari melek akan dunia politik dan berantas semua bentuk “buta politik” yang ada di tengah masyarakat Indonesia.
5 Tahun dan Masa Depan yang Ditentukan dalam Waktu 6 Jam
Indonesia adalah negara demokrasi. Hal ini diatur dalam UUD Tahun 1945 pada Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.” Di mana pada konsepnya, negara demokrasi mengedepankan prinsip yang penulis kira familiar di telinga kawan-kawan, yaitu prinsip “dari rakyat, untuk rakyat.” Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Demokrasi – Abraham Lincoln, bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam hal ini, rakyat memiliki kebebasan dalam berbagai lini kehidupan, termasuk aktivitas politik.
Berangkat daripada itu semua, keputusan final mengenai pemimpin yang akan menggantikan kepemimpinan sebelumnya dalam pemilu 2024 nanti pun sepenuhnya berada pada tangan rakyat Indonesia sendiri. Dalam kegiatan pemilu yang hanya dilaksanakan dalam kurun waktu 6 jam, seluruh rakyat Indonesia akan mengeluarkan hak suaranya untuk memilih calon pemimpin Indonesia.
Kiranya kita semua sadar dan paham, bahwa baik dan buruknya negara Indonesia di masa depan itu ditentukan oleh kualitas pemimpin sebagai “nahkoda” yang akan membawa “bahtera” negara Indonesia di masa depan. Pun, penulis kira kita semua sadar dan paham bahwa ikan membusuk mulai dari kepalanya. Artinya apa? Bahwa hancurnya suatu kelompok, dalam hal ini negara berakar daripada pemimpinnya sendiri – presiden.
Penulis ingin menekankan kepada seluruh pemilih dalam ajang pemilu nanti, terkhusus seluruh kaum muda di Indonesia, bahwa hari ini kita dapat melihat dan menilai sendiri mana calon pemimpin yang secara kapasitas mumpuni? Mana calon pemimpin yang secara kualitas menjadi yang tertinggi? Dan perlu kiranya untuk menghadirkan komparasi antara semua calon pemimpin yang ada. Ditakutkan adanya pemimpin yang gugup dan gagap pada gagasannya sendiri. Bagaimana kemudian Indonesia bisa maju di masa depan jika pemimpinnya pun gugup dan gagap membawa “bahtera” negara Indonesia?
Maka daripada itu, penulis mengajak kepada seluruh kaum muda Indonesia khususnya, dan umumnya kepada seluruh masyarakat Indonesia, terlebih kita sebagai kaum terpelajar yang menjadi pemilih nanti, mari menjadi pemilih yang cerdas. Mari hilangkan penyakit “buta politik” dalam diri.
Indonesia rindu pemimpin yang cerdas. Dan pemimpin yang cerdas akan hadir menjadi yang terdepan jika mayoritas bahkan keseluruhan pemilih yang ada mengedepankan “akal sehat” dan cerdas dalam memilih caln pemimpin yang ada. Ingat bahwa hak suara yang kita punya akan berpengaruh terhadap kehidupan banyak sekali individu di Indonesia.